LK 3.1 Menyusun Best Practices - Tedi Kurniawan, S.Pd.

 

LK 3.1 Menyusun Best Practices

 

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak) Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran

 

Lokasi

SMP NEGERI 3 BAYONGBONG

Lingkup Pendidikan

Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Tujuan yang ingin dicapai

Meningkatkan Kemampuan Reading Comprehension Siswa

Penulis

Tedi Kurniawan, S.Pd.

Tanggal

10 Januari 2023

Situasi:

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

A.   Kondisi yang menjadi latar belakang masalah:

Kondisi yang menjadi latar belakang adanya upaya praktik pembelajaran ini adalah untuk menyelesaikan masalah “rendahnya capaian kemampuan reading comprehension siswa”.

Sebagaimana yang sudah dikaji penulis dalam tahapan kegiatan mengeksplorasi penyebab masalah berdasarkan hasil observasi lapangan yang didukung dengan kajian literatur dan hasil wawancara baik bersama rekan sejawat, kepala sekolah maupun pengawas, diketahui bahwa ada beberapa faktor yang menjadi penyebab “rendahnya capaian kemampuan reading comprehension siswa” diantaranya sebagai berikut :

1.    Guru masih menggunakan model pembelajaran yang keliru dalam pembelajaran bahasa yaitu masih menggunakan model pembelajaran scientific bukan Genre Based Approach (GBA),

2.    Pemahaman siswa dalam membaca kurang karena siswa belum mendapat strategi pembelajaran yang cukup untuk meningkatkan kemampuan reading comprehension siswa,

3.    Penggunaan media pembelajaran yang masih sangat terbatas dan kurang interaktif,

4.    Kurangnya pemanfaatan penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran, dimana di dalam kurikulum menekankan untuk melaksanakan pembelajaran berbasis TPACK.

B.  Mengapa praktik ini penting untuk dibagikan?

Diantara faktor-faktor penyebab “rendahnya capaian kemampuan reading comprehension siswa” sebagaimana terurai di atas, penulis menyimpulkan bahwa faktor penyebab terbesar berada pada peran guru dalam menentukan model pembelajaran yang tepat, strategi pembelajaran yang efektif, dan penggunaan media pembelajaran berbasis TPACK yang interaktif.  

Oleh karena itu, sebagai seorang guru yang sedang mengikuti kegiatan PPG Dalam Jabatan Kategori 1 Angkatan 2 Tahun 2022, penulis mencari solusi untuk menyelesaikan masalah “rendahnya capaian kemampuan reading comprehension siswa”. Solusi yang dipilih penulis adalah dengan menerapkan model pembelajaran Genre Based Approach, strategi pembelajaran KWL, dan penggunaan media pembelajaran media-visual berbasis TPACK yang interaktif. Solusi ini kemudian direalisasikan dalam Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) sebagai upaya untuk menyelesaikan masalah yang tersebut.

Selain itu, praktik ini sangat penting karena beberapa rekan guru menemukan masalah yang sama. Dengan praktik ini diharapkan pembelajaran lebih terstruktur, tujuan pembelajaran dan capaian siswa dapat tercapai dengan baik.

C.  Apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini?

Peran dan tanggung jawab penulis dalam hal proses PPL adalah:

1.    Berperan untuk menciptakan proses edukatif yang dipertanggungjawabkan, secara formal (kepada pihak yang mengangkat dan menugaskannya) dimana disini sebagai perwujudan tanggungjawab penulis menyiapkan praktik dengan izin dari Kepala Sekolah, menyiapkan perangkat pembelajaran, melaksanakan praktik semaksimal mungkin dan penilaian yang dapat dipertanggungjawabkan.

2.    Mengerjakan setiap tugas, mengikuti vicon, berdiskusi dalam forum LMS, dan Menggunggah tugas yang sudah terjadwal.

3.    Melaksanakan kegiatan praktik kemudian mendokumentasikan kedalam bentuk video yang saya edit sendiri kemudian diupload ke LMS agar mendapatkan feedback dari dosen pembimbing.

4.    Merevisi tugas sesuai arahan Dosen pembimbing dan guru pamong agar pembelajaran lebih baik lagi terutama untuk di sekolah nanti.

5.    Menyusun Best Practices

Tantangan :

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,

A.  Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut?

Adapun tantangan yang dihadapi penulis dalam upaya “meningkatkan capaian Kemampuan Reading Comprehension Siswa” adalah sebagai berikut :

1.        Menerapkan model pembelajaran inovatif yang selama ini belum diterapkan yaitu GBA oleh guru Bahasa di sekolah SMP Negeri 3 Bayongbong.

2.        Memilih pendekatan dan strategi pembelajaran yang tepat agar pembelajaran  tidak berpusat pada guru (monoton) yaitu dengan strategi KWL yang belum pernah diterapkan sebelumnya.

3.        Mencari sumber referensi untuk materi pembelajaran yang kontekstual untuk menarik perhatian peserta didik dan pembelajaran menjadi efektif dan lebih relevan dengan pembelajaran reading comprehension.

4.        Menerapkan pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran agar pembelajaran lebih efektif dan interaktif yaitu Google Slide, Spreadsheet dan Form yang digabungkan dengan strategi KWL.

5.        Membuat penilaian yang lengkap dan sesuai dengan kurikulum, dalam penilaian penulis pernah mendapat revisi karena penilaian harus dipaparkan dengan rinci walaupun penilaian dengan bantuan Artificial Intelegent .

6.        Mengkondisikan murid:

PPL 1: Murid dikhawatirkan tidak mengikuti kelas SIT IN dikarenakan sudah dekat dengan hari libur sekolah

PPL 2: Ada perbedaan waktu masuk daerah Jawa Barat dan DI Yogyakarta dimana hari terakhir Praktek PPL2 adalah hari kedua awal masuk sekolah semester 2 Tahun 2022-2023, sehingga dikhawatirkan motivasi siswa dan kegiatan pembelajaran di sekolah belum begitu maksimal. Penulis mengambil hari terakhir, yaitu tanggal 10 Januari 2023, karena siswa tidak menyepakati Praktik di hari libur dan tanggal 9 Januari 2023 pihak sekolah mengadakan kegiatan rapat awal tahun.

B.  Siapa saja yang terlibat?

Adapun yang menjadi sasaran dalam kegiatan proses pembelajaran ini adalah:

1.   Penulis sebagai Guru

2.   Siswa-siswi SMP Negeri 3 Bayongbong kelas 8C sebanyak 32 orang.

3.   Dosen Pembimbing (Bapak Ashadi, S.Pd., M.Hum., Ed.D dari Universitas Negeri Yogyakarta) dan Guru Pamong (Ibu Suciati, S.Pd. dari SMP Negeri 1 Seyegan) sebagai pembimbing dalam proses persiapan serta evaluasi dari pelaksanaan PPL Aksi 1 dan PPL Aksi 2

4.   Rekan Sejawat:

Kameramen PPL Aksi 1 : Apid Sopandi, S.H. – Staff SMPN 3 Bayongbong

Kameramen PPL Aksi 2  : Jajang Sudrajat, S.Pd. – Guru SMPN 3 Bayongbong

Aksi :

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk meng-hadapi tantangan tersebut / strategi apa yang digunakan / bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini

A.   Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut?

Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk mengatasi tantangan sebagaimana yang sudah terurai di atas adalah sebagai berikut :

1.  Menerapkan Metode Pembelajaran GBA, strategi KWL, dan Media Visual berbasis TPACK dalam perangkat pembelajaran teks descriptive (PPL Aksi 1) dan teks recount  (PPL Aksi 2).

2.  Mencari sumber referensi untuk materi pembelajaran yang kontekstual dan relevan. Dalam hal ini penulis mencari beberapa contoh teks descriptive (PPL Aksi 1) dan teks recount  (PPL Aksi 2) untuk dibandingkan. Pada PPL Aksi 2 penulis membuat video recount text sendiri untuk ditampilkan dan ternyata hasilnya efektif dibanfing mendownload di internet.

3.  Menerapkan pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran untuk mempermudah pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran. Dalam hal ini penulis menggunakan alat berupa smartboard/LCD TV untuk  menampilkan  materi  pembelajaran  melalui Google Slide, Form, dan Spreadsheet agar pembelajaran lebih efektif dan interaktif.

4.  Mempersiapkan proses penilaian baik penilaian sikap, penilaian pengetahuan maupun penilaian keterampilan. Dalam hal ini penulis menyiapkan instrumen yang lengkap berupa jurnal, kisi-kisi, indikator ketercapaian setiap ranah penilaian, dan rubrik penilaian untuk melengkapi penilaian diakhir pembelajaran.

B.   Bagaimana prosesnya

PPL Aksi 1 dilaksanakan pada hari,  Selasa 13 Desember 2022 pukul 13.00 WIB - 14. 20 WIB  yang berlokasi SMP NEGERI  3 Bayongbong Kabupaten Garut Kelas VIII-C, sementara PPL Aksi 2 dilaksanakan pada hari,  Selasa 10 Januari 2023 pukul 10.00 WIB - 11. 20 WIB Kedua proses memiliki sintaks pembelajaran yang sama, perbedaannya adalah pada pemilihan teks; teks descriptive pada  PPL Aksi 1 dan teks recount  pada PPL Aksi 2. Berikut adalah sintaks pembelajarannya:

 

Kegiatan Awal:

1.    Guru mengucapkan salam kepada siswa.

2.    Guru bersama siswa berdo’a sebelum memulai pembelajaran.

3.    Guru mengecek kehadiran siswa sekaligus mengecek kondisi siswa dan menyiapkan situasi belajar.

4.    Guru kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan mengecek kerapian dan kebersihan kelas

Apersepsi  

-      Guru menanyakan materi pelajaran yang minggu lalu dipelajari.

Ice Breaking        

-      Siswa menjawab Quiz di Story Instagram

 Kegiatan Inti:

Building Knowledge of the Field (BKoF )          

1.    Beberapa gambar tempat ditunjukan oleh guru untuk memancing memori siswa.

2.    Guru menanyakan pertanyaan pemantik disertai gambar pada Google Slides

3.    Setiap siswa mengungkapkan pengalamannya secara lisan dan saling berkomentar.

4.    Siswa dijelaskan tujuan pelajaran tentang materi yang akan dipelajari.

5.    Modeling of the Text (MoT)

6.    Siswa diberikan video tentang teks yang terdapat pada Google slides

7.    Siswa mengamati video yang terdapat pada Google slides yang ditunjukkan oleh guru.

8.    Siswa mengidentifikasi penjelasan fungsi sosial, struktur teks dan unsur kebahasaan teks yang terdapat pada Google slides yang ditunjukkan oleh guru.

9.    Siswa berdiskusi dalam mengidentifikasi teks tersebut

10. Siswa menentukan terkait, fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada teks yang ditampilkan pada Google slides dengan bimbingan Guru

Joint Construction of the Text (JoT),

1.    Siswa dikelompokkan yang terdiri dari 4-6 orang

2.    Siswa diberikan beberapa teks yang nantinya akan diidentifikasi dengan Strategi KWL

3.    Setiap kelompok diberikan worksheet KWL menggunakan google spreedsheet

4.    Siswa secara berkelompok berdiskusi untuk mengisi kolom KWL pada worksheet KWL terkait teks tadi

5.    Siswa secara berkelompok diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil analisa mereka

6.    Siswa diberikan feedback oleh guru

Independent Construction of the Text (ICoT)    

1.    Siswa mengisi LKPD pada google form

2.    Guru memperlihatkan hasil kerja siswa yang sudah otomatis dinilai oleh google form

 Penutup    

1.    Bersama-sama siswa merefleksikan dan menyimpulkan kegiatan pembelajaran

2.    Guru memberikan feedback terkait proses pembelajaran

3.    Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya

4.    Bersama-sama mengakhiri pembelajaran dengan berdoa.

C.  Siapa saja yang terlibat?

1.   Penulis sebagai Guru

2.   Siswa-siswi SMP Negeri 3 Bayongbong kelas VIII C sebanyak 32 orang.

3.   Dosen Pembimbing (Bapak Ashadi, S.Pd., M.Hum., Ed.D dari Universitas Negeri Yogyakarta) dan Guru Pamong (Ibu Suciati, S.Pd. dari SMP Negeri 1 Seyegan) sebagai pembimbing dalam proses persiapan serta evaluasi dari pelaksanaan PPL Aksi 1 dan PPL Aksi 2

4.   Rekan Sejawat:

Kameramen PPL Aksi 1 : Apid Sopandi, S.H. – Staff SMPN 3 Bayongbong

Kameramen PPL Aksi 2 : Jajang Sudrajat, S.Pd. – Guru SMPN 3 Bayongbong

D.   Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini

Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini:

1.    1 LED Smartboard

2.    1 Laptop

3.    2 Tripod

4.    2 Kamera HP untuk Google Meet (Pasif)

5.    1 Kamera HP untuk Kamera Aktif

6.    Aplikasi Google (Youtube, Drive, Slides, Spreadsheet, dan Form)

7.    Video Recorder Google Meet yaitu XRecorder (di HP) dan Screen.io (di Laptop)

8.    1 Akun Instagram untuk Ice Breaking

9.    3 Akun Google untuk Google Meet

10.  Print Out Teks dan LKPD (Cadangan jika mati lampu)

11.  Perangkat Pembelajaran

12.  Wifi Sekolah dan Hotspot dari HP

Refleksi Hasil dan dampak Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif? Mengapa? Bagaimana respon orang   lain  terkait           dengan strategi yang dilakukan, Apa yang        menjadi                faktor keberhasilan atau ketidak-berhasilan           dari strategi yang dilakukan? Apa pem-belajaran dari keseluruhan proses tersebut

Berdasarkan hasil praktek PPL penerapan strategi KWL ,untuk meningkatan capaian reading comprehension siswa dikelas VIII-C SMP Negeri 3 Bayongbong dengan model pembelajaran GBA dengan media pembelajaran berbasis T-PACK pada siklus I dan siklus II. Maka dapat disimpulkan bahwa dengan strategi KWL dapat meningkatkan capaian membaca anak.

Hal ini dapat dilihat dari peningkatan capaian membaca anak yang diperoleh dari setiap siklusnya, pada saat pra siklus atau sebelum dilakukannya tindakan nilai rata-rata siswa 39,06 dengan jumlah siswa yang berhasil yaitu 11 dari 32 siswa (34%) dan setelah dilakukan tindakan siklus I nilai rata-rata siswa 56,40 dengan jumlah siswa yang berhasil yaitu 20 dari 32 siswa (62%) dan meningkat pada siklus II dengan nilai rata-rata 82,81 dengan jumlah siswa yang berhasil 27 siswa dari 32 siswa (84%). Hasilnya efektif dan efisien.

Guru harus mampu menerapkan model pembelajaran GBA dengan strategi KWL berbasis T-PACK secara baik kepada peserta didik sehingga keseluruhan proses pembelajaran terlaksanakan secara efektif dan efisien.

 

Adapun beberapa respon rekan sejawat diantaranya:

-      Respon Bapak Heri Feri Fitriana, S.Pd. (Wakil Ketua MGMP Rayon 6 Kabupaten Garut):

Dari berbagai penelitian strategi KWL berpengaruh signifikan dari pada kemampuan reading siswa. Apalagi diintegrasikan dalam model pembelajaran GBA berbasis TPACK tentu akan memberikan dampak yang lebih signifikan. Diperlukan bukti lain apakah strategi ini cocok untuk semua jenis teks atau hanya jenis teks tertentu saja.

-      Respon Ibu Dini Andriani, S.Pd. (Guru SMP Negeri 3 Bayongbong Kabupaten Garut):

Strategi ini berdampak positif dalam pengkondisian kelas. Hal ini terlihat sebelum PPL terkadang siswa sulit dikondisikan ketika mendapat tugas reading yang dianggap membosankan. Pada saat PPL Aksi 1 murid memang masih belum benar-benar dikondisikan 100% namun pembelajaran jadi lebih baik daripada sebelumya karena pembelajaran lebih interaktif dan student-centered.  Sementara pada PPL 2, pengkondisian sangat jauh lebih baik, kegiatan pembelajaran sudah berjalan efektif dan interaktif, namun diharapkan penulis lebih tegas dalam mengatur jalannya pembelajaran.

Faktor keberhasilan dari strategi ini adalah pemahaman siswa dalam kalimat tanya dalam tenses dimana pada pembelajaran sebelum teks ada bab yang mengintegrasikan pengajaran grammar. Selain itu pemilihan beberapa teks untuk dibandingkan dengan jumlah kelompok siswa juga penting, selain itu topik teks dan jumlah kata berpengaruh pada alokasi waktu, efisiensi, dan keefektifan di kelas. Persiapan perangkat pembelajaran dan management kelas juga menjadi faktor lainnya.

 Berdasarkan kesimpulan diatas serta untuk lebih meningkatkan kemampuan membaca anak, maka penulis menyarankan beberapa hal :

-      Diharapkan kepada guru agar dapat menerapkan Metode KWL untuk menstimulus kemampuan membaca anak

-      Diharapkan kepada guru sebelum mengajar terlebih dahulu menyiapkan perangkat pembelajaran dengan baik, melatih management kelas, mengetahui kondisi sekolah dan menguasai materi pembelajaran.

 


Posting Komentar

0 Komentar